![]() |
Tribunnews.com |
Pernahkah Anda berada pada situasi dimana Anda dapat uang. Baru beberapa menit uang itu Anda terima, eh sudah harus segera diserahkan lagi kepada orang lain? Padahal, rasa kangen kita pada uang itu 'masih ada' ya. Nunggu datangnya lama. Ketemuannya sebentar aja... Kayak yang nggak betah aja itu uang berduaan dengan kita. Tega.
Yaaa, begitulah hidup bagi kebanyakan orang. Saya salah satunya. Mungkin Anda tidak. Berbeda. Atau, mungkin Anda tidak berbeda. Kadang, itu terjadi. Kepada siapa saja. Dapat uang lebih sekali-sekali. Namanya uang lebih, mestinya tinggal lebih lama di rumah. Tapi ternyata sama saja. Dia juga nggak betah 'stay at home' bersama kita. Berasa sesak? Kadang iya. Akui saja.
Punya hutang ke teman sejuta rupiah, misalnya. Eh, tiba-tiba dapat rezeki nomplok.. Pas sejuta. Inget pula hutang itu. Anda langsung membayarkan sang uang ke teman Anda..... atau... dipeluk cium dulu uang itu karena janji bayarnya juga masih minggu depan?
Masih mending ya. Bahkan tak sedikit orang yang sudah punya uang pun masih bilang lagi bokek. Padahal temannya nagih karena lagi butuh. Tapi what a heck deh. Kan banyak orang yang pas minjem pasang tampang kucing tapi pas ditagih jadi kayak singa jantan saja lagaknya?
Saya. Seperti kebanyakan orang lainnya. Cintaaaa banget sama yang namanya uang. Suka merasa berat hati untuk melepasnya. Bahkan untuk sesuatu yang memang perlu. Sampai suatu waktu, entah bagaimana awalnya; tiba-tiba saja Allah memasukkan sebuah gagasan ke dalam kalbu; "Bagaimana seandainya uang itu Allah titipkan kepada kamu, untuk diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya?"
"Jadi uang ini bukan untuk saya ya Allah?" Demikian pikir saya. Bukan!
"Jadi uang ini buat siapa kalau bukan buat saya?" Protes lagi hati ini. Masih berat. Buat tukang sayur itu. Buat ibu warung itu. Buat teman kamu yang dowetnya kamu pinjam bulan lalu itu. Sampaikan kepada mereka. Aku amanahkan kepadamu.
Deg! Jantung saya seperti ditimpuk. Uang yang sekarang ada ditangan saya. Tepatnya di rekening bank saya sih. Toh sebenarnya saya nggak benar-benar memegang uang itu. Cuman angkanya aja yang kelihatan di sms. Wujud fisiknya mah, entah seperti apa.
Saya. Dan Anda. Dititipi oleh Allah uang untuk menjadi rezeki bagi orang lain. Artinya, Allah memilih kita untuk menjadi jalan sampainya aliran rezeki dari Allah untuk orang itu. Kenapa kita yang dipilih? Karena bisa saja tukang sayur itu dapat rezeki dari Allah lewat orang selain kita kan?
Jadi. Saya hanya kebagian tugas untuk 'memforward' uang itu kepada orang yang engkau kehendaki ya Allah? Rada berkerut dahi saya. Iya. Tugas kamu adalah meng-'copy paste', lalu 'memposting' ulang uang itu di rekening orang lain.
Beraaaat rasanya menerima kenyataan bahwa baru lima belas menit lalu uang itu singgah di rekening kita. Dan sekarang harus sudah berangkat lagi menuju ke rekening orang lainnya.
Jadi. Saya dapat apa dong Allah, dengan tugas ini. Tega benar sih.. Seperti mengolok-olok saja ini mah.
Hey. Tidakkah engkau menyadari bahwa dengan menjadi jalan rezeki bagi orang lain itu engkau mendapat manfaatnya. Allah memilihmu menjadi jalan rezeki orang lain, bukan tanpa imbalan. Engkau dikasih imbalan yang sepadan.
Imbalan apa-an? Perhatikan. Ketika engkau menyerahkan uang yang menjadi rezeki Allah buat tukang sayur. Engkau dikasih imbalan oleh Allah berupa telur, bayam, ikan asin, cabe rawit, bawang merah, merica maupun garam. Bukankah itu anugerah?
Engkau boleh saja, jika menokak meneruskan uang itu kepada tukang sayur. Namun engkau, tidak memiliki apapun untuk dimasak. Lalu perut semua orang dirumahmu keroncongan. Walaupun selembar seratus ribuan itu masih temu kangen dengan dompetmu. Maka bukankah indah menjadi jalan rezeki bagi tukang sayur itu?
Ketika engkau menyerahkan uang itu kepada guru les privat anak-anakmu. Bukankah hatimu menjadi lebih tenang karena anak-anakmu ada yang membimbingnya belajar? Bukankah indah menjadi jalan rezeki guru les itu?
Saat engkau bergegas menelepon teman. Sob, gue udah dapet duwitnya nih. Gue bayar ke elonya sekarang juga ya.... Lalu teman Anda bilang "Oh alhamdulillah. Pas gue butuh banget dari kemaren. Nggak enak aja mau nagih ke elo...." Maka sekarang dia menghargai Anda sebagai orang yang berkomitmen. Bukankah itu indah.
Dan. Bukankah indah pula ketika Allah memilih Anda untuk menjadi jalan rezeki tukang potong rumput, pembantu rumah tangga, dan siapa saja yang Allah ilhamkan kepada Anda untuk menjadi penerima selanjutnya?
Lantas bagaimana kita tahu kepada siapa uang ini harus diteruskan? Tenang aja. Orang yang nitip surat ke kantor pos aja ngasih tahu alamatnya kan? Allah, pasti memberi tahu kepada siapa Dia ingin uang yang Anda dapat itu diteruskan.
Bagaimana cara Allah memberitahunya? Allah, membuat Anda butuh sesuatu. Dan sesuatu yang Anda butuhkan itu, ada. Pada. Orang lain. Nah. Kepada orang yang memiliki sesuatu yang Anda butuhkan itulah uang yang Allah titipkan itu harus diteruskan.
Ikuti saja alur kebutuhan hidupmu. Lalu, lepaskan keterikatanmu kepada uang itu. Karena engkau, tidak hidup untuk menjadi pemilik uang. Melainkan menjadi orang yang mendapatkan manfaat dari uang itu.
Dengan begitu. Engkau tidak akan merasa berat hati jika harus berpisah dengan uang ditanganmu. Karena uang hanyalah sarana untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Bukan uangnya yang engkau butuhkan. Melainkan sayurnya, makanannya, pakaiannya, serta benda dan jasa apapun yang menjadikan hidupmu indah.
Maka jika uangmu hanya mampir sebentar. Terima, langsung kasih. Terimakasih. Mestinya alhamdulillah. Bukan malah bersedih. Karena memang begitulah yang seharusnya kan?
Bayangkan. Anda punya uang. Bisakah Anda makan uang itu? Nggak. Butuh beras. Jika, Anda lebih cinta pada uang daripada beras. Silakan. Tapi hidupmu, takkan sempurna. Makanya perginya uang dari genggaman kita itu, adalah sebuah kesempurnaan hidup.
Itu kalau orangnya punya sesuatu yang kita butuhkan. Bagaimana dengan orang miskin yang kita tidak bisa berharap apa-apa dari mereka. Adakah manfaatnya jika menjadi jalan rezeki bagi mereka....
Woooo... lebih banyak lagi. Kenapa? Karena uang yang engkau gunakan sendiri. Kalau engkau ikhlas saat melepas uangnya, akan bernilai satu kebaikan. Sehingga Allah memberimu pahala kebaikan itu.
Sedangkan uang yang engkau forwardkan kepada fakir miskin dan mereka yang tidak bisa engkau harapkan apapun darinya; dinilai oleh Allah 10 kali lipatnya. Bahkan bisa 70 kali. Atau 700 kali. Malahan mungkin dilipat gandakan lagi. Asal engkau ikhlas menjadi jalan rezeki fakir miskin itu.
Ingat syaratnya: ikhlas. Bukan ngasih karena ingin dipilih lagi menjadi pak lurah atau pak rt April nanti. Apalagi kalau dowetnya juga bukan dari dompet pribadi kan? Kudu tulus ikhlas. Kalau ada RT yang pamrih begitu, jauhi. Silakan di cek. Ada semua tuntunannya dalam Al-Quran.
Satu lagi hal yang bisa kita renungkan. Jika hari ini, kita dapat amanah dari Allah berupa titipan uang untuk disampaikan kepada orang lain. Tapi tidak kita tunaikan amanah itu. Apakah kelak Allah masih akan menitipkan lebih banyak uang lagi kepada kita apa tidak ya?
Jawabannya, mari kita cari didalam kalbu masing-masing. Sambil memohon kepada Allah, untuk diberinya akal pikiran yang jernih. Dan hati nurani yang bersih.
Semoga kita temukan jawaban yang paling Allah sukai. Sehingga kita tidak sedih lagi jika uang itu hanya singgah sebentar saja ditempat kita. Karena kita, telah dipilih Allah untuk menjadi jalan rezeki bagi orang lain. Alhamdulillah.
Silakan teruskan kepada orang lain jika Anda nilai artikel ini bermanfaat. Dan tetaplah mengingat bahwa; Anda tidak perlu mengklaim sesuatu yang bukan karya tulis Anda sendiri. Meskipun Anda sudah berbuat baik, namun Allah; belum tentu suka tindakan itu (Natin & The Cubicle).
Catatan kaki:
Kebanyakan klien pelatihan saya adalah pelanggan lama yang sebelumnya pernah mengundang saya.. Atau pelanggan baru yang mendapatkan rekomendasi dari klien lainnya. Mungkin perusahaan Anda akan cocok juga dengan materi dan metode pelatihan saya. Hubungi DeKa di 0812-19899-737 atau dkadarusman@yahoo.com
Jika Anda ingin mendapatkan update article saya via WA silakan bergabung dengan Group WA “Dekadarus And Friends” di nomor : 0812-19899-737. Sebutkan Nama dan tulis “Dekadarus And Friends Group”. Jumlah member terbatas.
Kesibukan sering tidak memungkinkan saya untuk posting artikel di berbagai milist.. Jadi saya prioritaskan di milist pribadi yang bisa diupdate melalui gadget. Jika Anda ingin mendapatkan kiriman artikel “S (=Spiritualism)” secara rutin sebaiknya bergabung disini: http://finance.groups.yahoo.com/group/NatIn/
Disclaimer:
Saya tidak selalu mampu merespon balik komentar atau sanggahan atas tulisan ini. Karena berbagai keterbatasan yang ada pada saya. Terimakasih atas pengertiannya.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman
Change Matter Learning Partner
www.dadangkadarusman.com